

Sehingga, ia menginginkan adanya perombakan sistem pendidikan dari bawah, yaitu pendidikan masyarakat. Kampus dan sekolah lembaga yang menyediakan jasa, sementara mahasiswa dan pelajar adalah pelanggan. Pendidikan masih berorientasi pada investasi bukan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.Īnggota Serikat Mahasiswa (SMI) Indonesia itu mengeklaim, pendidikan di Indonesia seperti barang dagangan. Menurutnya, menteri baru tidak mengubah begitu banyak kondisi pendidikan hari ini. Senada dengan Panji, Pratama Wasisto Aji salah satu peserta diskusi juga menyinggung terkait isu pendidikan. “Itulah efek tidak memadainya pendidikan kita.” Kalau saja masyarakat belajar tentang arkeologi tentu akan melestarikan peradaban di sana. Namun begitu, ia menyampaikan bahwa masyarakat tidak bisa disalahkan karena tidak paham. “Kita melakukan diskusi ini karena pendidikan tidak gratis, tidak ilmiah, tidak demokratis, serta tidak berorientasi pada kepentingan rakyat,” paparnya.ĭalam waktu yang bersamaan, Panji mencontohkan candi-candi di Magelang yang hilang karena ulah masyarakat yang mengambil batu untuk membuat rumah dan ukiran. Tanpa pendidikan, peradaban yang maju tidak akan pernah lahir. Ia menyatakan, pendidikan adalah sesuatu yang penting untuk keberlangsungan membentuk peradaban. Panji Mulkillah Ahmad salah satu anggota di Front Mahasiswa Nasional sekaligus pemantik diskusi menyinggung banyak hal terkait isu pendidikan. Dalam memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) 10 Desember mendatang, forum yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli HAM (AMPUH) melakukan diskusi bertajuk, “Pendidikan, Gratis, Ilmiah, dan Bervisi Masyarakat” di parkiran terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (2/12).
